TBC Bukan Sekadar Batuk! Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya

TBC Bukan Sekadar Batuk! Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya
Halo sobat Panti Nirmala!
Apakah Anda masih batuk setelah lebih dari tiga minggu? Ini mungkin menandakan tuberkulosis (TBC), jadi Anda harus berkonsultasi dengan dokter. Pasien TBC dapat sembuh sepenuhnya jika mereka menerima perawatan yang tepat dan tidak ditunda. Untuk menghindari perburukan gejala dan penularan lebih lanjut, baca informasi seputar TBC berikut.
Apa itu tuberkulosis?
Tuberkulosis, juga dikenal sebagai TBC paru, adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis di paru-paru. Bakteri tuberkulosis menyerang paru-paru dan menyebabkan gangguan pernapasan, seperti batuk kronis dan sesak napas. Pasien biasanya juga mengalami gejala lain, seperti demam dan berkeringat pada malam hari.
Pengobatan tuberkulosis biasanya membutuhkan berbulan-bulan dengan aturan minum obat yang ketat untuk mencegah resistensi antibiotik. TBC dapat fatal jika tidak ditangani segera. Bakteri M. tuberculosis dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti ginjal, tulang, sendi, kelenjar getah bening, atau selaput otak. Kondisi ini dikenal sebagai tuberkulosis ekstra paru.
Tanda-tanda TBC
Salah satu gejala utama TBC adalah batuk yang bertahan lebih dari tiga minggu. Ini adalah salah satu hal yang membedakan batuk TBC dari batuk biasa. Dahak atau darah dapat menyertai batuk TBC. Pasien biasanya juga mengalami gejala seperti:
· sesak napas,
· nyeri dada,
· kelelahan,
· penurunan berat badan,
· kehilangan nafsu makan,
· menggigil,
· demam, serta
· berkeringat pada malam hari.
Namun, gejala TB ekstra paru-paru dapat beragam tergantung pada organ tubuh yang terinfeksi. Jika Anda mengalami gejala tuberkulosis, Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah penularan.
Faktor yang Menyebabkan Tuberkulosis
Infeksi bakteri M. tuberculosis pada paru-paru menyebabkan tuberkulosis. Di sisi lain, tuberkulosis dapat menular melalui inhalasi udara yang terkontaminasi bakteri TB. Saat pasien tuberkulosis batuk atau bersin, partikel atau percikan lendir dapat membawa bakteri.
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua orang yang terinfeksi M. tuberculosis dapat menularkannya pada orang lain. Hanya seseorang yang memiliki penyakit TB paru-paru yang aktif yang dapat menularkan infeksi kepada orang lain.
Untuk memahami bagaimana bakteri penyebab tuberkulosis menginfeksi tubuh dan menimbulkan gejala, Anda perlu memahami tahapan infeksinya. Bakteri M. tuberculosis akan menginfeksi dalam tiga tahap, menurut buku Tuberculosis.
Infeksi primer
Infeksi primer terjadi ketika bakteri penyebab tuberkulosis masuk ke mulut dan hidung. Bakteri ini kemudian masuk ke paru-paru dan mulai berkembang biak.
Infeksi laten
Saat bakteri tumbuh, sistem kekebalan akan melawannya. Jika sistem kekebalan kuat, bakteri akan masuk ke dalam status dorman, yang berarti bakteri tidak menginfeksi atau tidur. Pada tahap yang dikenal sebagai tuberkulosis laten, individu yang terinfeksi tidak akan menunjukkan gejala tuberkulosis. Mereka juga tidak dapat menularkan penyakit kepada orang lain.
Infeksi aktif
Sebaliknya, bakteri akan terus berkembang dan menyerang sel sehat paru-paru jika sistem imun lemah terhadap infeksi. Apabila bakteri sebelumnya dalam keadaan tidur, respons imun yang lemah dapat membuatnya terbangun dan menginfeksi lagi. Ini disebut sebagai awal penyakit TBC paru aktif, atau ketika gejala TBC mulai muncul.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko tuberkulosis
Bakteri M. tuberculosis dapat menyebar ke semua orang, tidak peduli usia atau jenis kelamin. Namun, beberapa kondisi berikut dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena TBC:
· Sistem kekebalan yang lemah, seperti HIV, diabetes melitus, dan malnutrisi
· Kontak dengan orang yang menderita tuberkulosis, seperti tenaga medis atau anggota keluarga pasien
· Tinggal di tempat dengan sistem ventilasi dan sanitasi yang buruk
· Konsumsi alkohol terlalu banyak
· Menggunakan obat-obatan yang dilarang
· Rokok
· Perjalanan ke daerah yang memiliki tingkat kasus TB yang tinggi
· Menjalani perawatan untuk kanker, seperti kemoterapi
· Mengambil obat autoimun seperti RA, penyakit Crohn, dan psoriasis
Komplikasi Tuberkulosis
TBC dapat fatal jika tidak ditangani dengan benar. Bakteri ini dapat menyebar ke bagian lain tubuh melalui pembuluh darah dan saluran limfatik, juga dikenal sebagai getah bening. Tuberkulosis yang tidak segera diobati dapat menyebabkan berbagai masalah yang berikut ini:
· Rasa sakit di punggung
· Cedera pada sendi
· Peradangan selaput otak, juga dikenal sebagai meningitis
· Masalah ginjal dan hati
· Kelainan jantung yang dikenal sebagai tamponade jantung
Cara Mendiagnosis Tuberkulosis
Dokter akan memeriksa Anda secara fisik dan menanyakan riwayat kesehatan Anda, tempat tinggal dan pekerjaan Anda, serta orang-orang dengan siapa Anda berhubungan. Dokter akan mengetahui apakah Anda memiliki faktor risiko TBC dengan informasi ini.
Dokter juga akan meminta Anda menjalani beberapa tes TBC, salah satunya adalah tes kulit tuberkulin yang dikenal sebagai tes Mantoux. Untuk uji tuberkulin, protein kecil yang mengandung bakteri tuberkulosis akan disuntikkan ke kulit di bawah lengan. Setelah 48 hingga 72 jam, kulit tersebut akan diperiksa.
Jika hasilnya positif, itu berarti seseorang telah terinfeksi TBC. Namun, tes ini tidak dapat menentukan apakah bakteri dalam kondisi aktif atau laten TBC. Akibatnya, pemeriksaan dahak dan darah untuk memastikan keberadaan bakteri M. tuberculosis akan memperkuat diagnosis. Untuk mengidentifikasi tanda-tanda infeksi di dalam paru-paru, rontgen dada juga mungkin diperlukan.
Pengobatan TB
TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang ketat. Anda harus mengikuti instruksi dokter tentang cara mengonsumsi obat TBC selama 6–12 bulan. Pengobatan mencakup penggunaan berbagai macam obat antituberkulosis atau antibiotik khusus yang dimaksudkan untuk mencegah infeksi bakteri TBC.
Pengobatan dilakukan dalam dua tahap: tahap intensif selama dua bulan pertama dan tahap lanjutan selama bulan ke empat hingga tujuh. Dokter mungkin mengurangi dosis selama tahap lanjutan. Pengobatan awal TBC terdiri dari obat-obatan berikut.
· Isoniazid.
· Rifampin (Rifadin, Rimactane).
· Ethambutol (Myambutol).
· Pyrazinamide.
· Streptomisin.
Jangan berhenti minum obat TBC sebelum waktunya karena dapat menyebabkan resistensi obat TBC (TB RO). TB RO adalah ketika bakteri TB tidak dapat dibunuh dengan pengobatan standar. Ini bisa terjadi karena pasien minum obat secara tidak teratur, berhenti minum obat sebelum waktunya, atau karena ada kondisi tertentu.
Pasien dengan kondisi ini dapat menerima obat lanjutan seperti Sikloserin, Amikasin/Kanamisin, Ethionamide, dan Levofloxacin. TB RO biasanya lebih sulit dikendalikan meskipun ada pilihan pengobatan lini kedua. Bakteri tuberkulosis yang resisten terhadap berbagai antibiotik disebut TB MDR.
Mencegah TBC
Mengikuti vaksinasi Bacille Calmette-Guerin (BCG), yang biasanya diberikan pada bayi dan anak-anak, adalah cara yang efektif untuk mencegah TBC. Orang-orang yang sangat rentan terhadap penularan tuberkulosis harus divaksinasi BCG, seperti bayi dan anak-anak.
Karena sistem kekebalan pasien mungkin tidak dapat melawan bakteri yang terkandung dalam vaksin BCG, vaksin ini tidak disarankan untuk diberikan kepada individu dengan sistem kekebalan yang lemah.
Selain itu, vaksin ini tidak dapat diberikan kepada pasien tuberkulosis laten. Mereka yang menderita tuberkulosis laten dapat menerima pengobatan khusus dari dokter untuk mencegah bakteri menjadi aktif kembali. Selain menerima vaksinasi, gaya hidup bersih dan sehat, seperti memakai masker saat bepergian, dapat membantu mencegah TBC.
Sumber: https://hellosehat.com/pernapasan/tbc/pengertian-tbc/
Jika sobat Nirmala ingin konsultasi dan melakukan tindakan lebih lanjut mengenai kondisi kesehatan tubuhnya, dapat menuju ke penyedia layanan konsultasi dokter dan pemeriksaan kesehatan lainnya ke dokter kepercayaan sobat Nirmala. Di Poliklinik Anak Rumah Sakit Panti Nirmala kami didukung oleh dokter-dokter dan petugas medis yang kompeten dibidangnya, ada
dr.Tri Dyah, Sp.A, praktik setiap hari Senin - Sabtu pukul 08.00 - 12.00 WIB dan Selasa & Kamis pukul 15.00 - 16.00 WIB*
dr.Eileen Erica Mardiharto, Sp.A, praktik setiap hari Senin pukul 17.00 - 19.00 WIB dan Rabu pukul 18.00 - 20.00 WIB*
*Dapatkan informasi jadwal praktik dokter Rumah Sakit Panti Nirmala selengkapnya dapat menghubungi bagian Pendaftaran dan dapat berubah sewaktu-waktu
Download juga informasi dan edukasi mengenai dunia kesehatan dari Rumah Sakit Panti Nirmala ke dalam format digital yang terdiri dari beragam topik dan pembahasan yang menarik dan sayang jika sobat Nirmala lewatkan, silakan klik di sini
Informasi lebih lanjut mengenai update jadwal dokter harian, reservasi dan pendaftaran pasien secara online, dan beragam konten-konten edukasi yang dapat sobat Nirmala akses secara gratis ada di sini
#MerawatPenuhKasihDemiKesembuhan